Skip to main content

Posts

Arti Peribahasa Abu Saja Tak Hinggap

Foto: piring yang bersih sehingga abu saja tak hinggap di atasnya (via Pixabay) Arti peribahasa abu saja tak hinggap Peribahasa: abu saja tak hinggap. Artinya:  sesuatu yang tampak sangat licin, bersih, atau berkilau. Penjelasan peribahasa Sesuatu itu tampak begitu licin, bersih, dan berkilau (mengilap), hingga tak ada sedikit pun debu atau abu yang hinggap atau menempel di permukaannya. Contoh peribahasa dalam kalimat atau paragraf Meja di ruang tamu itu begitu bersih dan mengilap, sampai-sampai  abu saja tak hinggap  di atas permukaannya. Sepatu yang baru disemir tampak mengilap dan licin sampai  abu saja tak hinggap  di permukaannya. Mobil barunya dipoles dengan sangat rapi, permukaannya begitu licin dan berkilau hingga  abu saja tak hinggap  di atasnya. Layar televisi itu begitu bersih dan jernih,  abu saja tak hinggap  di permukaannya. Kaca jendela kamar itu selalu bersinar, tanpa noda sedikit pun,  hingga abu saja tak hin...
Recent posts

Arti Peribahasa Sedia Payung Sebelum Hujan

Foto: sebuah payung untuk berjaga-jaga akan turunnya hujan (via Pixabay) Arti peribahasa sedia payung sebelum hujan Peribahasa: sedia payung sebelum hujan. Alternatif peribahasa: sebelum hujan sediakan payung. Artinya: bersiap sedia untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu yang kurang baik. Alternatif arti: mempersiapkan diri terhadap terjadinya suatu peristiwa yang mungkin terjadi di masa depan agar terhindar dari kemudaratan atau efek buruk peristiwa tersebut.   mengantisipasi risiko dari suatu kegiatan atau peristiwa yang akan datang.  Penjelasan peribahasa Hujan dalam peribahasa ini menggambarkan sesuatu yang belum terjadi, namun ada kemungkinan akan terjadi. Kehadiran hujan dapat menimbulkan dampak yang kurang menyenangkan bagi seseorang, seperti menghambat perjalanan atau menyebabkan kebasahan di tengah perjalanan. Jika seseorang kehujanan, dapat menyebabkan dampak lanjutan misalnya terkena sakit flu atau demam. Peribahasa  sedia payung sebelum hujan  menga...

Arti Peribahasa Kalah Jadi Abu Menang Jadi Arang

Foto: abu dan arang yang merupakan sisa-sisa pembakaran (via Pixabay) Salah satu peribahasa Indonesia berbunyi  kalah jadi abu, menang jadi arang . Dalam artikel ini akan dibahas mengenai peribahasa tersebut. Arti Peribahasa Kalah Jadi Abu, Menang Jadi Arang 1. Arti peribahasa  kalah jadi abu, menang jadi arang  adalah pihak yang kalah merugi dan pihak yang menang juga merugi.  2. Selain itu, peribahasa  kalah jadi abu, menang jadi arang  artinya adalah baik pihak yang kalah maupun yang menang dalam suatu pertengkaran atau perselisihan sama-sama menanggung kerugian. 3. Dapat juga dinyatakan bahwa arti  peribahasa kalah jadi abu, menang jadi arang  adalah seluruh pihak yang terlibat dalam suatu perkara (perkelahian, perselisihan, dan lain sebagainya) mengalami kerugian. Penjelasan Peribahasa Dalam peribahasa tersebut, terdapat kata abu dan arang yang mana dua-duanya adalah sisa-sisa pembakaran. Kayu jika dibakar maka lama-lama akan menjadi arang da...

Arti Peribahasa Asal Ada Kecil Pun Pada

Salah satu peribahasa Indonesia berbunyi  asal ada, kecil pun pada . Dalam artikel ini akan dibahas mengenai peribahasa tersebut. Arti Peribahasa Asal Ada, Kecil Pun Pada 1. Arti peribahasa  asal ada, kecil pun pada  adalah yang penting ada, meskipun hanya kecil atau sedikit sudah cukup. 2. Selain itu, peribahasa  asal ada, kecil pun pada  artinya adalah jika tidak mendapatkan penghasilan atau rezeki yang banyak, cukupkan saja sesuai yang ada meskipun kecil atau sedikit. Penjelasan Peribahasa Kata  pada  dalam peribahasa ini berarti  cukup . Kata  pada  merupakan kata dasar dari kata  memadai . Dengan demikian, peribahasa ini berarti  asal ada, kecil (sedikit) pun cukup . Beberapa keterangan tentang peribahasa ini. 1. Peribahasa tersebut juga menunjukkan arti umum yaitu bahwa untuk hal-hal tertentu, misalkan tidak terdapat banyak, sedikit saja sudah cukup. 2. Secara khusus, peribahasa tersebut berkaitan dengan penghasilan atau ...

Ketika Rasa Jenuh Menghampiri Hubungan LDR

Hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship (LDR) bukanlah kondisi yang menyenangkan bagi pasangan suami istri. Dalam pernikahan yang ideal, suami dan istri seharusnya hidup bersama di bawah satu atap, berbagi hari-hari dengan tatap muka, sapaan hangat, serta saling menguatkan dalam suka dan duka. Namun kenyataan tak selalu berjalan sesuai harapan. Ada kalanya pasangan harus menjalani hubungan dari kejauhan karena keadaan yang tidak memungkinkan mereka untuk bersama secara fisik. Rasa rindu pun menjadi teman sehari-hari yang tak bisa dihindari. LDR kerap terjadi karena tuntutan pekerjaan. Misalnya, ketika suami harus bekerja di luar kota atau luar negeri, sementara sang istri tidak bisa turut serta karena memiliki pekerjaan sendiri atau terkendala kondisi lain seperti keterbatasan ekonomi. Jarak yang memisahkan tidak hanya menciptakan kerinduan, tapi juga potensi kejenuhan dalam hubungan. Ketidakhadiran secara fisik dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kebosanan, bahkan kele...

LDR dalam Pernikahan: Sisi Negatif Hubungan Jarak Jauh

Pada dasarnya, hubungan jarak jauh bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Sisi negatif dari Long Distance Relationship (LDR) cenderung lebih dominan dibandingkan sisi positifnya.  Oleh karena itu, sebisa mungkin pasangan suami istri sebaiknya hidup bersama dalam satu rumah agar dapat menjalani pahit manis kehidupan rumah tangga secara langsung.  Kecuali dalam keadaan tertentu yang benar-benar tidak memungkinkan, hidup terpisah sebaiknya dihindari demi menjaga keutuhan dan kedekatan emosional dalam pernikahan. Berikut ini beberapa sisi negatif dari hubungan cinta jarak jauh. 1. Seperti tidak punya pasangan meskipun sebenarnya punya Pernah diceritakan ada seorang istri yang merasa seolah-olah tidak memiliki suami, meskipun sebenarnya masih terikat dalam pernikahan.  Perasaan itu muncul karena ia dan suaminya tinggal serta bekerja di dua tempat yang berbeda, menjalani hubungan jarak jauh selama bertahun-tahun.  Ketidakhadiran pasangan dalam kehidupan sehari-hari membuat pe...

Tanda-Tanda Hubungan LDR Mulai Tidak Sehat dan Perlu Diwaspadai

Hubungan cinta jarak jauh (long distance relationship / LDR) adalah sesuatu yang berat untuk dijalani oleh pasangan suami istri (pasutri). Tidaklah mudah menjaga ikatan batin antara keduanya. Diperlukan upaya agar ikatan cinta dapat terjalin dengan kuat. Dengan beratnya hubungan jarak jauh, pasutri harus bersikap waspada manakala ada tanda-tanda hubungan asmara di antara mereka mengarah pada sesuatu yang tidak sehat. Tanda-tanda ini adalah alarm bahaya yang harus diwaspadai agar pasutri dapat mengambil tindakan yang tepat, misalnya mengakhiri hubungan LDR dengan hidup bersama seatap kembali (tentu dengan konsekuensi tertentu) atau tetap menjalani LDR tetapi dengan meningkatkan kualitas hubungan di antara mereka. Apakah tanda-tanda adanya hubungan yang tidak sehat tersebut? Berikut beberapa di antaranya. 1. Komunikasi yang tidak baik Tanda komunikasi yang tidak baik meliputi: malas berkomunikasi, tidak senang jika dihubungi/ditelpon, ingin segera menyudahi percakapan saat berkomunikasi,...